Senin, 06 Januari 2014

Kamu dan Hujan


Kalimat diatas memang benar. Benar bagi orang-orang yang tidak bisa memahami tetes demi tetes air langit yang turun ke bumi. Tetapi bukan begitu benar untuk aku. Bagiku, hujan adalah tetesan nikmat penengan pikiran, pereda amarah, pereleks jiwa, dan hujan adalah salah satu hal yang kamu juga sukai.
Mungkin bisa dibilang “hujan punya cerita tentang kita”. Seperti judul novel by Yoana Dianika . Tetapi tak memiliki isi yang sama. Bukan hujan sebagai saksi mati saat kita berjalan bersama berpegangan tangan dan bukan juga ketika kamu melepas jasmu untuk kamu tempatkan diatas kepalaku agar air hujan tidak membasahiku secara penuh.
Disini hujan antara aku sebagai subjek dan kamu sebagai objek. Bukan sepenuhnya kamu selalu ada dalam hujan. Tetapi hanya aku yang selalu menanti hujan untuk mengingat kamu.
Kamu penyuka hujan yang terkadang membenci hujan. Akupun juga penikmat hujan yang sama dengan kamu(terkadang membenci hujan).
 
Hujan memang tak selamanya berjanji meninggalkan jejak pelangi untuk terlihat di akhir tetesannya. Kadang, tak ada hujanpun pelangi bisa saja dapat muncul tiba-tiba. Begitu juga kamu.
Kamu baik. Aku yakin itu. Tetapi, aku yang masih salah mengartikan kebaikan seseorang. Aku kira. Kamu seorang adam pemilik tulang rusuk yang menciptakan aku yang dikirim oleh Allah sebagai calon pembimbingku di dunia dalam rencana-Nya.
Yang mulai di pertemukan dan di persatukan secara perlahan oleh Allah secara tak terduga.
Yang mulai mengenalkan aku dan kamu.
Yang mulai menyelipkan pertanyaan apakah? Benarkan? Akankah? Dan hal yang lain tentang tujuan di balik perbincangan kita setiap hari selama ini. Meskipun hanya baru 3 bulan kurang lebih.
Tapi salah. Kamu hanya orang yang aku temui di perjalanan hidupku yang memberikan nasihat baik. Yang sekedar memberi tumpangan teduh disaat hujan hidupku. Dan itu hanya sesaat. Sekarang aku mulai belajar untuk menunggu dan berhenti sejenak untuk mencari suatu hal baru. Karena aku lelah bermain bahkan cenderung mempermainkan perasaanku sendiri.
Menunggu jika suatu saat kamu mengirim pesan “pagiJ. Ayo bangun sekolah:P. Mandi mandi:PJ” dan “malamJ. Yang disebelah aku, tidur nyenyak yaJ” Sekarang. Aku hanya berharap. Kamu masih tetap mau menganggap aku sebagai teman.
==> untuk penikmat kopi yang selalu di temani ikan dan seseorang yang berada di sebelah aku.

 

0 komentar:

Posting Komentar